Kolomdata.id – Cakrawala berpikir generasi bangsa harus dibuka, tentang pentingnya nilai budaya.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyadari betul hal ini. Perkembangan teknologi tidak boleh menggerus nilai-nilai sejarah dan budaya.
Itu sebabnya, dia menghidupkan kembali kurikulum muatan lokal di Sekolah Dasar, sebagai jembatan bagi murid untuk mengenal dan melestarikan budaya mereka.
Tujuannya, jati diri anak-anak Makassar tidak luntur. Menjadi pegangan kuat dalam menyongsong masa depan, juga mengedepankan etika dalam kehidupan sehari-hari.
“Kurikulum muatan lokal di sekolah diharapkan dapat menjadi ruang belajar bagi anak-anak dalam menumbuhkan nilai sopan, santun, dan saling menghargai dalam masyarakat,” ujarnya.
Kata Munafri, ini langkah strategis dalam membangun karakter peserta didik agar cerdas secara akademik, juga berakar kuat pada kearifan lokal.
“Kita sudah jarang melihat muatan lokal menjadi rambu-rambu di tengah masyarakat. Banyak yang hilang dan itu harus dikembalikan,” terangnya.
Dalam mewujudkan ini, Pemkot menggandeng akademisi UNM, agar dapat terintegrasi secara sistematis dalam pendidikan formal.
“Ini jembatan antara generasi sekarang dengan budaya yang ada di masa lalu. Jembatan ini harus kuat, karena akan dilalui oleh kendaraan besar, yakni masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Pelaksana harian Rektor UNM, Prof Farida Patittingi, mendukungan penuh inisiatif ini. Diqnggap visioner dalam memperkuat pendidikan berbasis budaya lokal.
“Kita harus mulai dari anak-anak SD. Pastikan kurikulum di lembaga pendidikan kita benar-benar sesuai harapan, melahirkan SDM yang berakar dari daerah sendiri,” ungkapnya. (*)










