Kolomdata.id — Ketersediaan minyak goreng di Lutim bakal terjamin. Pom minyak goreng akan hadir di outlet-outlet pelaku usaha. Termasuk Bumdes maupun Koperasi Merah Putih. Itupun jika berminat.
Sebab, pom minyak goreng ini tidak gratis. Dari penelusuran Kolomdata.id, PT Parama Artha Buana yang memproduksi mesin berkapasitas 1000 liter ini, membandrol harga Rp 39 juta. Tapi ini harga di Jawa Barat. Bukan di Sulawesi Selatan.
Rabu, (10/09/2025), PT Luwu Timur Gemilang (LTG, Perseroda) membuat perjanjian kerjasama dengan CV. Mitra Plastik Jaya (MPJ). Perusahaan mitra PT Parama Artha Buana untuk wilayah Sulawesi Selatan.
“Kita pada posisi kerja sama dalam bentuk distribusi. Langkah awal seperti itu (marketing penjualan, red),” kata Ikal kepada kolomdata.id melalui sambungan telepon WhatsApp, Kamis, (11/09/2025).
Target pasar penjualan pom minyak goreng bebernya, pelaku usaha UMKM, Bumdes, dan Koperasi Merah Putih di setiap desa. “Harganya masih kita bicarakan. Karena jaraknya,” ungkapnya.
Termasuk teknis hingga pembagian keuntungan sambung Ikal, masih dalam pembahasan dengan pihak mitra. Apalagi, minyak goreng ini non subsidi.
Ikal memastikan, jika minyak goreng yang dihadirkan kualitas premium. Setara dengan minyak goreng Sinar Mas dan Bimoli. “Sudah ada sampelnya. Mereka jamin itu,” jelasnya.
Menurutnya, upaya ini langkah awal untuk membangun pabrik minyak goreng sendiri. Karena tak mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Meski ada tiga pabrik kelapa sawit di Luwu Timur yang beroperasi.
“Kita butuh kemandirian BUMD. Karena kita baru mulai. Seandainya sudah pada posisi mandiri. Sudah bisa menopang dirinya sendiri. Bisa. Tapi target kita ke situ (produksi minyak goreng),” imbuhnya. (*)