Kolomdata.id, Lutim — Program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam – Puspawati Husler (Ibas-Puspa) terkonsentrasi pada sektor sosial. Menunaikannya, sangat sulit.
Meski APBD Lutim menyentuh angka Rp 2,1 triliun lebih, porsinya sudah diatur. Sebanyak 20 persen wajib digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor pendidikan. Kemudian, sektor kesehatan sebanyak 10 persen. Lalu sektor infrastruktur sebanyak 25-30 persen.
Ketiga sektor ini saja sudah menguras APBD sebanyak 55-60 persen. Artinya, 40-45 persen APBD yang tersisa untuk digunakan memenuhi janji politik Ibas-Puspa. Itupun dana APBD sekitar Rp 840 miliar yang tersisa masih akan terkuras di belanja pegawai.
Belanja pegawai Pemkab Lutim berdasarkan realisasi APBD tahun 2022 saja mencapai Rp 486 miliar lebih. Tahun ini, ada tambahan pegawai ASN dan PPPK. Ini beban yang harus ditanggung daerah. Desa juga dapat bagian Rp 2 miliar. Ada 125 desa. Artinya, sebanyak Rp 250 miliar untuk kebutuhan desa.
Dari dana Rp 840 miliar yang tersisa dikurang dengan belanja pegawai Rp 486 miliar dan dana desa Rp 250 miliar, anggaran yang tersisa Rp 104 miliar. Bagaimana menunaikan program perioritas Ibas-Puspa?
Berdasarkan data BPS Kabupaten Luwu Timur, jumlah lansia usia 60 tahun ke atas, mencapai 25.250 orang. Setiap lansia diberikan dana Rp 1 juta perbulan. Memenuhi ini, Pemkab Lutim membutuhkan anggaran Rp 303 miliar per tahun.
Program lansia ini saja, Pemkab Lutim harus kekurangan anggaran sebanyak Rp 200 miliar. Bagaimana dengan program beasiswa. Belum lagi ada tambahan baju seragam sekolah gratis yang bertambah. Yakni baju seragam olahraga gratis, mulai dari TK, SD, hingga SMP.
Anggota DPRD Lutim, HM Siddiq BM mengatakan, pembahasan RPJMD beberapa waktu lalu sudah terlihat. Jika program tiga kartu Ibas-Puspa cukup sulit ditunaikan.
“Kami sudah hitung. Butuh anggaran paling minimal Rp 680 miliar untuk mewujudkan visi-misi Ibas-Puspa,” kata HM Siddiq BM saat memberikan sambutan pada Rapat Paripurna Penghentian dan Pengangkatan Wakil Ketua I DPRD Luwu Timur di Ruang Paripurna DPRD Luwu Timur, Kamis, (08/05/25).
Tahun ini, program tiga kartu sakti mulai diuji coba. Begitu kata Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam saat memberikan sambutan pada kegiatan Musrembang RPJMD 2025-2029 di Kantor Bupati Luwu Timur, Kamis, (08/05/25).
Irwan Bachri Syam mengatakan, program bantuan sosial untuk lansia terbatas. Tidak semua lansia berusia 60 tahun ke atas akan menerima bantuan Rp 1 juta setiap bulan.
Menurut lelaki yang akrab disapa Ibas ini, penerapan syarat penerima sangat diperlukan. Makanya, pembahasan persyaratan penerima manfaat bantuan Rp 1 juta setiap lansia sedang pembahasan. Termasuk berapa banyak jumlah yang akan menerima.
“Belum tahu berapa banyak (penerima bantuan). Persyaratannya masih sementara kita rampungkan. Setelah itu, baru kita lakukan pendataan. Akan ada tim melakukan verifikasi kepada masyarakat kita sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,” kata Ibas kepada Kolomdata.Id
Setelah data rampung lanjut Ibas, akan dilakukan verifikasi untuk menentukan siapa saja lansia yang dapat bantuan sosial Rp 1 juta setiap bulan oleh Pemkab Lutim. Sebab, tidak semua lansia bisa diberikan bantuan.
“Tidak semua musti (dapat bantuan, red). Karena tidak mungkin dapat bantuan sosial yang lain, dapat bantuan sosial dari pemerintah daerah. Jadi tidak boleh dobel. Karena regulasi yang tidak memperbolehkan kita,” ungkap Ibas.
Saat memberikan sambutan pada kegiatan Musrembang RPJMD Kabupaten Luwu Timur, Ibas membeberkan salah satu persyaratan penerima bantuan lansia. Katanya, lansia yang menerima harus tinggal paling minimal 10 tahun di daerah berjulukan Bumi Bantara Guru.
Jika tak memenuhi persyaratan ini, lansia ini tidak berhak mendapatkan bantuan. “Jangan sampai ada migrasi besar-besaran dari luar. Karena kita tahu, sangat mudah pindah penduduk saat ini. Makanya kita masukkan persyaratan ini,” terangnya.
Bagaimana dengan program beasiswa?
Ibas menyampaikan telah menyiapkan anggaran Rp 40 miliar. Dan seluruh mahasiswa akan diberikan bantuan beasiswa Rp 3 juta per semester atau 6 juta per tahun.
“Jadi kalau sudah dinyatakan lulus dan menjadi mahasiswa kita langsung berikan bantuan beasiswa. Cukup perlihatkan bukti kelulusan. Jadi terima beasiswa mulai dari semester pertama sampai semester delapan,” ungkapya.
Jumlah penerima beasiswa saat ini sekitar 3000 lebih. Sebelumnya ada 6000 orang mahasiswa. Sementara jumlah siswa yang akan lulus tahun ini mencapai 4000 orang lebih.
“Siswa yang akan lulus tahun ini sebanyak 4212 siswa. Sementara yan mau kuliah, belum ada data dari sekolah,” kata Kacab Pendidikan Sulsel, Ismail beberapa waktu lalu melalui pesan WhatsApp.
Jika semua siswa ini memilih untuk berkuliah, maka anggaran yang dibutuhkan sebanyak Rp 25,2 miliar lebih. Jika mahasiswa lainnya sebanyak 6000 orang juga dapat jatah beasiswa, maka dibutuhkan anggaran Rp 36 miliar. Jika ditotalkan, butuh anggaran sebanyak Rp 61 miliar lebih.
Selanjutnya, kartu sehat. Ibas menyampaikan jika kartu sehat ini menggratiskan seluruh pasien rujukan. Namun, saat ini baru menyediakan rumah sakit rujukan di Rumah Sakit Unhas.
“Jadi baru satu rumah sakit. Ada dua kamar yang disiapkan. Kamar VVIP dan Kelas I. Berapa lama pun dirawat tetap gratis. Pasien juga diantar dan jemput secara gratis,” kata Ibas lagi.
Direktur RSUD I Lagaligo, dr Irfan beberapa waktu lalu membeberkan, jika anggaran untuk program rujukan gratis ini hanya Rp 1 miliar. Anggaran ini tentu sangat kecil. Sehingga, pasien rujukan yang ditanggung masih terbatas.
Agar program perioritas Ibas-Puspa bisa terlaksana dengan baik, tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar. Pemkab Lutim perlu melakukan terobosan guna meningkatkan PAD yang mampu mendongkrak APBD Kabupaten Luwu Timur. Dengan begitu, program ini bisa ditunaikan. (*)