Kolomdata.id — Masyarakat resah. BBM jenis pertalite sangat langka. Pengencer menjual hingga Rp 30 ribu perliter. Paling murah, diharga Rp 20 ribu.
Sulitnya mendapatkan bahan bakar jenis pertalite di SPBU membuat masyarakat rela antri berjam-jam. Dari pagi hingga siang hari. Itupun, banyak yang kecewa. Sudah antri berjam-jam, namun tak dapat jatah sama sekali.
“Sudah berhari-hari BBM jenis pertalite susah di Luwu Timur. Kemarin, saya pulang kerja di Sorowako. Pokoknya tidak ada bensin. Sampai akhirnya singgah di Wasuponda, Balambano beli eceran. Waduh, harga eceran 20 ribu perbotol. Dengan kondisi ini, mau tidak mau harus di beli,” kata Takwin kepada kolomdata.id, Selasa, (16/09/2025).
Takwin, Ketua UmuM Sapma Lutim. Dia juga Wakil Ketua KNPI Lutim. Baginya, kondisi kelangkaan BBM bersubsidi ini tak bisa terus dibiarkan. Anggota DPRD Lutim bersama instansi terkait harus bertindak.
“DPRD luwu Timur harus ambil sikap melihat kondisi ini. Memanggil dinas pihak terkait dalam hal ini Disperindag untuk RDP (Rapat Dengar Pendapat). Kalo bisa secara live terbuka,” kata Takwin menantang DPRD Lutim.
Berdasarkan pantauan kolomdata.id, antrian panjang tak hanya terjadi di SPBU Malili. Antrian panjang juga dialami di SPBU Atue, SPBU Laskap, dan SPBU Balambano. Sorowako, Towuti, Wotu, Mangkutana juga mengalami hal yang sama, Selasa (16/09/2025).
Berdasarkan pengakuan salah seorang pengendara, ia sempat membeli Pertalite eceran di Malili dengan harga Rp 30 ribu. Di Desa Lakawali dan Puncak Indah (trans) lebih murah. Rp 20 ribu.
Harga pertalite di SPBU Rp 10 ribu. Di eceran Rp 12 hingga Rp 13 ribu. Ini harga normal selama ini. Sekarang. Mengalami peningkatan harga yang sangat luar biasa. Tembus Rp 30 ribu.
Ketua Komisi II DPRD Lutim, Sukasman yang dikonfirmasi belum memberikan tanggapan. Panggilan telepon dan pesan WhatsApp belum dibaca. (*)