Kolomdata.id — Pembangunan Islamic Center seharusnya dimulai tahun ini, 2025. Tapi ditunda karena masalah design. Anggarannya, dialihkan untuk pembangunan batas kota.
Anggaran yang disiapkan untuk kelanjutan pembangunan Islamic Center pada APBD Pokok, sebanyak Rp 25 miliar. Kini, anggarannya dialihkan ke pembangunan batas kota.
Kepala BKAD Kabupaten Luwu Timur, Ramadhan Pirade membenarkan penundaan pembangunan Islamic Center. Ia juga tak membantah, jika anggarannya dialihkan.
“Iya (ditunda, red). Sesuai prioritas. Banyak (tugu batas kota dan Matano Belt Road, red),” kata Ramadhan Pirade melalui pesan WhatsApp, Jum’at, (04/05/25).
Pembangunan Islamic Center direncanakan dimulai tahun depan, 2026. Designnya baru. Konsultannya sudah melakukan presentasi di hadapan Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, di ruang rapat kerja Kantor Bupati, Jumat, (04/07/25).
Irwan Bachri Syam mengatakan, perubahan design diusung agar menjadi rumah besar bagi umat Islam di Luwu Timur. Desainnya diperkuat dengan ornamen filosofis dan kultural, sehingga selain indah dan nyaman, bangunan ini juga bisa menjadi sumber semangat keberagamaan dan kebersamaan.
Islamic Centre ini bebernya, dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah. Tetapi juga sebagai pusat aktivitas umat yang lebih luas.
“Nantinya, kompleks bangunan akan dilengkapi dengan ruang pembelajaran, area pertunjukan musik Islami, serta zona khusus bagi pelaku UMKM guna mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat,” katanya
Irwan menegaskan, desain baru ini merupakan hasil evaluasi menyeluruh terhadap perencanaan sebelumnya yang sempat dihentikan karena adanya kejanggalan teknis. Sehingga pembangunannya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
“Kita belajar dari pengalaman lalu. Sekarang, kita ingin pastikan pembangunan ini berjalan dengan transparan dan terencana baik,” tegas Irwan Bachri Syam.
Islamic Centre Lutim diharapkan tidak hanya menjadi ikon baru Bumi Batara Guru, tetapi juga simbol kemajuan spiritual, sosial, dan budaya yang membawa manfaat nyata bagi generasi mendatang. (*)






