Menu

Mode Gelap

Warning: Undefined property: WP_Error::$slug in /home/u870687226/domains/kolomdata.id/public_html/wp-content/themes/kibaran/header.php on line 275
MCH, Ruang Kreasi Anak Makassar Masuk Best Practice APEKSI Marwah Pondok Pesantren Harus Terus Dijaga Dua Pengedar Rokok Ilegal Dibekuk, Picu Kerugian Negara Rp1,7 Miliar Lebih Redam Paham Radikal di Semua Segmen Hormati Jasa Para Pendahulu, Golkar Sulsel Kunjungi Sesepuh Partai Beredar Kabar PSM Kembali Disanksi FIFA

News

Begini Pengakuan Ibu Hamil yang Gagal Ditangani RSUD I Lagaligo, Mengharukan


					Ilustrasi ibu hamil di RSUD I Lagaligo (AI) Perbesar

Ilustrasi ibu hamil di RSUD I Lagaligo (AI)

Kolomdata.id — Suaranya terdengar serak. Herlina berusaha menahan rasa sakit di perutnya. Demikian sakit hatinya . Ditahan agar tak meluap.

 

Herlina berusaha berpikir sehat. Pun dengan  berprasangka positif setelah kehilangan jabang bayi di dalam perutnya, Selasa, (02/09/2025).

 

Di RSUD I Lagaligo, Herlina didampingi keluarga, sahabat, dan kedua orang anaknya. Sementara suaminya, belum pulang. Masih bekerja di Morowali, Sulawesi Tengah.

 

“Saya berusaha ikhlas. Humas rumah sakit sudah datang minta maaf. Kesehatan ku saya pikir sekarang. Tapi keluarga dan sahabat yang belum bisa terima. Mereka marah,” kata Lina sapaan Herlina kepada kolomdata.id.

 

Lina tahu betul, bagaimana perasaan keluarga dan sahabat yang menemaninya. Sebab, dua bulan yang lalu (Juli), ia ke pertama kali masuk RSUD I Lagaligo Wotu karena pendarahan. Sekitar 10 hari Lina dirawat lalu dipulangkan.

 

Akhir bulan Agustus, sekitar dua Minggu yang lalu, Lina dilarikan ke RSUD I Lagaligo lagi. Pendarahan lagi. Dirawat selama tujuh hari. Kemudian diminta keluar dari RSUD dengan modal obat penguat kandungan. Sama seperti bulan lalu.

 

“Saya minta korek saat itu. Dokter bilang tidka bisa. Karena masih bertahan janin. Saya diminta pulang dan diminta tidak banyak gerak. Hanya makan makan tidur. Setelah dua hari,” kenang ibu berusia 30 tahun ini.

 

Dua hari tinggal di rumah sambungnya, pendarahan tidak kunjung berhenti. Lina takut dengan keselamatan bayi dan dirinya. “Itu mi saya beranikan diri ke dokter praktek di Mangkutana. Hasil USG, sudah tidak ada mi pale anakku,” ungkapnya.

 

Perasaannya campur aduk. Kecewa dan ingin marah. Semua perasaannya diluapkan dengan air mata bercucuran. “Dari dokter praktek, saya diantar ke RSUD I Lagaligo lagi. Dan ini yang ketiga kalinya saya dirawat di sini,” hitungnya.

 

Dokter yang menangani Lina sebelumnya sudah diganti. Dan Lina diminta agar tidak membesarkan masalah ini ke publik. Dokter tak ingin tertekan saat menanganinya.

 

Begitu ungkap Lina. Makanya, Lina mengaku sudah ikhlas. Apalagi, sudah ditangani pihak rumah sakit dengan lebih baik dari sebelumnya. Dia tak ingin, kejadian yang menimpanya dirasakan keluarga lainnya. Cukup dirinya saja.

 

“Mudah-mudahan RS tidak lalai lagi. Ini masalah nyawa. Orang mungkin lihat saya sehat di luar. Di dalam ini tidak. Masih bisakah bicara. Bisaka senyum. Isi perutku tidak tahu,” akunya.

 

Sebelum menutup panggilan telepon, Lina bilang, pelayanan menggunakan BPJS harus diperbaiki. “Beda memang pelayanan yang dibayar dengan lewat BPJS pemerintah,” imbuhnya kecewa. (*)

 

Baca Lainnya

HIPSO di Tangan Iwan Usman, Jadi Wadah Kolaborasi dan Penggerak Ekonomi Daerah

11 Oktober 2025 - 11:33 WITA

Petaka Warung Coto, Gas Meleduk Empat Petak Bangunan Hangus

10 Oktober 2025 - 14:33 WITA

Resmi DIlantik, Ketua FBN Sulsel Tekankan Pentingnya Bela Negara

10 Oktober 2025 - 05:46 WITA

Jangan Ada Main Mata dibalik Sewa Lahan ke Pihak Swasta

9 Oktober 2025 - 04:23 WITA

Terdampak Kebocoran Pipa Minyak Dapat Kompensasi Dari PT Vale, Ada yang Terima Rp 458 Juta

2 Oktober 2025 - 05:30 WITA

Trending di News