Kolomdata.id – PNM Cabang Makassar bersama Jasa Raharja Kanwil Sulselbar, menggelar Baking Class pembuatan puding, kepada para nasabah disabilitas dan ahli waris korban laka lantas.
Kegiatan yang berlangsung di Teras Cafe, Jalan Sungai Saddang, Kota Makassar, Selasa pagi, 27 Mei tersebut merupakan kolaborasi Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) kedua instansi tersebut.
Wakil Pemimpin Wilayah PNM Cabang Makassar, Suryaddin menyampaikan, pihaknya memang sudah lama bergandengan dengan Jasa Raharja dalam penyelenggaraan program. Khususnya program TJSL.
”Kami kan memang sudah lama gandengan. PNM juga tidak pilih-pilih nasabah, harus sehat dan lain-lain, gak lah. Jadi semua berhak untuk hidup sejahtera. Ini nasabah kami disabilitas, ya kami berdayakan juga. Totalnya ini ada 25 peserta,” ujarnya.
Selain utu, dia juga mengaku pihaknya punya tujuan yang sama dengan Jasa Raharja, mendorong kesejahteraan masyarakat. Itu sebabnya, mereka intens menggelar TJSL, meningkatkan skill nasabah, agar kemandirian bisa terbentuk dengan baik.
”Makanya kami lakukan pelatihan, pendampingan, vokasi juga. Makanya, karena jasa raharja ada santunan, kami bisa dampingi dan mereka bisa menjadi nasabah kami,” lanjutnya.
Dia juga mengaku, ke depan pihaknya akan melakukan hal-hal yang lebih luas, tepat sasaran, dan manfaatnya busa dirasakan banyak orang. ”Kan kalau ini berhasil, tentu ahli waris korban juga akan kami berikan ruang dan kesempatan yang sama. Makanya ke depan kami upayakan memberikan banyak hal baik lagi,” ungkapnya.
Kepala Kantor Wilayah Jasa Raharja Kanwil Sulselbar, Mulyadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan PNM karena punya arah tujuan yang sama, mengembangkan skill. Selain itu, pihaknya sebagai pemberi santunan menilai cukup layak jika dikelola dengan membangun usaha, agar keberlanjutan terjadi.
”Kami bersama PNM ingin meningkatkan skill. Karena kami memberikan santunan, sebaiknya tidak habis begitu saja, tetapi bisa diberdayakan oleh ahli waris. Supaya mereka punya peluang memiliki kesejahteraan yang lebih baik,” ungkapnya.
Dia juga mengaku, setelah berkunjung ke UI, mereka menemukan hasil riset bahwa 60 persen ahli waris korban laka lantas hidup di bawah garis kemiskinan, sebab kepala keluarganya wafat. Sehingga, dia berharap program ini bisa memberi harapan kepada anak-anak mereka tetap sekolah dan hidup layak.
”Kami komitmen, program seperti ini terus berlanjut. Hari ini memasak, next menjahit, kemudian ada juga janda (istri korban) yang suka bikin kerupuk atau keripik, nanti juga kami fasilitasi. Jadi kemandirian ekonominya yang kami bangun,” kata dia.
Salah satu nasabah PNM Mekar yang ikut Baking Class, Mustarisa (24) mengaku senang dengan pelatihan ini. Dia merupakan tuna wicara, namun itu tidak menghalangi semangatnya untuk belajar dan tekadnya untuk berkembang.
”Saya senang dengan pelatihan ini, banyak juga ibu-ibu yang ikut, jadi seru. Memang saya hobi bikin kue, makanan, dan camilan-camilan,” tuturnya.
Dia juga mengaku, setelah ini ingin berjualan kue. ”Setelah ini saya mau bikin kue dan jualan kue juga,” kata dia.
Kemudian Kepala Bagian Administrasi PT Jasa Raharja Kanwil Sulselbar, Hery Tri Nuryanto, bertindak sebagai chef, yang membimbing para peserta. Selain bekerja di Jasa Raharja, Hery memang menggeluti bidang kuliner, khususnya kue dan dessert.
”Kebetulan memang saya hobi bikin kue. Bahannya tidak sembarangan, sehingga harganya cenderung lebih tinggi dibanding yang lainnya,” ungkapnya.
”Harus yang sehat dan nutrisinya bagus, maka bahannya juga harus berkualitas. Saya juga senang dilibatkan di sini. Kalau PNM butuh pendampingan lebih lanjut, saya bisa. Tetapi harapan saya sih ilmunya ini bisa bermanfaat untuk peserta, mereka bisa membuat kue yang enak, sehat, dan membawa kesejahteraan,” harapnya. (*)