AKolomdata.id — Bonsai pinus 1000 tahun, sempat heboh pada lelang di Jepang. Laku dengan harga Rp 18 miliar. Bagaimana dengan tanaman yang dikerdilkan di Kabupaten Luwu Tim
Penggemarnya ternyata cukup banyak. Pada kegiatan pameran Bonsai dalam rangka menyambut HUT ke-22 tahun Kabupaten Luwu Timur, ada ratusan tanaman kerdil berjejer di atas meja. Jenis dan ukurannya pun bermacam-macam.
Beberapa pengunjung mengelilingi meja pameran. Sesekali melihat lebih dekat tanaman bonsai. Untung di meja ada tulisan larangan memegang tanaman. Hanya bisa melihat.
Dari tulisan ini kita tahu, bagaimana pemilik bonsai sangat menjaga batang dan helai daun tanamannya. “Kita tahulah, bagaimana merawat bonsai. Tidak mudah. Harus ada perlakuan khusus, dan teknik khusus. Tak boleh asal-asalan. Dan semua ini butuh waktu bertahun-tahun,” kata Arman Amrullah kepada kolomdata.id, Senin, (19/05/25).
Arman begitu ia disapa. Profesinya, guru otomotif di SMKN 1 Malili. Di sekolah, ia mengajarkan teknik pengelasan. Sangat jauh dari dunia tanaman bonsai. Namun, ia cukup berhasil dalam merawat tanaman yang dikerdilkan ini.

Ratusan bonsai dipamerkan di HUT Lutim Ke 22 Tahun. (kolomdata.id)
Arman bergabung di komunitas pecinta Bonsai. Sudah cukup lama. Belasan tahun. Sejak masa pemerintahan Bupati Lutim, Thoriq Husler (periode 2015-2019). Hingga masa pemerintahan Bupati Lutim, Irwan Bachri Syam komunitasnya terus eksis.
Arman sudah beberapa kali mengikuti pameran Bonsai. Termasuk di Kota Makassar. Di setiap Pameran, tanaman miliknya atau rekannya masuk nominasi sebagai tanaman bonsai terbaik. Tentu, nilainya pun akan semakin mahal.
Beberapa bonsai diperkenankan. Nama dan jenisnya. Dan ada satu Bonsai yang dia sebut spesies langka. Bahan Bonsai Kelas Internasional. Namanya, Bonsai Cucur Atap. Katanya, bonsai ini, salah satu pohon endemik asli Luwu Timur.
“Bahan bonsai cucur atap merupakan bahan bonsai kelas internasional. Bonsai ini banyak diminati oleh penggemar bonsai. Nama lain dari Pohon ini adalah sapu-sapu. Bonsai ini bisa menembus harga sampai ratusan juta rupiah bahkan Milyaran,” ungkap Arman sembari melempar senyum.
Arman cukup aktif di pameran ini. Beberapa pengunjung perempuan mendapat perlakuan yang sangat baik. Arman mendampingi dan memberikan edukasi terkait tanaman Bonsai.
Tak semua orang bisa memiliki tanaman ini. Selain karena harganya yang melangit, perawatannya pun tak main-main. Namun, tanaman ini tentu mampu memberikan nilai tersendiri bagi setiap penghuni rumah.
Merawat bonsai dapat menjadi hobi yang menenangkan dan mempesonakan. Bahkan menjadi lambang keindahan dan kesabaran yang abadi. Seperti itu pengakuan para pecinta Bonsai. Arman salah satunya.
Diketahui, Istilah “bonsai” berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu “bon”, yang berarti pot, dan “sai”, yang berarti menanam atau menumbuhkan tanaman. Dari sini, para seniman mencoba mengekspresikan diri dengan teknik pemotongan guna mengekspresikan keindahan alam. (*)






