Kolomdata.id — Jatah kuota BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar untuk Kabupaten Luwu Timur cukup banyak. Namun, kelangkaan bahan bakar terjadi. Imbasnya tak sekadar antrian panjang, harga pertalite di pengecer meningkat 200 persen.
Penyebab kelangkaan BBM bersubsidi jenis pertalite terjadi karena kondisi depot Pertamina di Makassar berkurang. Makanya, pengiriman bahan bakar ke sejumlah SPBU dikurangi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Luwu Timur (Disdakoprinum Lutim), Senfry Oktavianus kepada kolomdata.id, Selasa, (16/09/2025). Katanya, kuota BBM bersubsidi di Lutim banyak. Bahkan bertambah dari tahun 2025.
“Kemarin ada pengurangan. Hanya 8 KL yang masuk. Karena kondisi di depot berkurang. Kan tidak bisa kosong di depot. Sekarang, tahap recovery. Sudah masuk 16 KL. Waktu hari Minggu itu ada masuk 32 KL. Selasa pagi (tadi) ada masuk lagi 16 KL. Sebentar subuh SPBU Malili masuk juga 16 KL. Plus Pertamax,” kata Senfry kepada kolomdata.id.
Jika masyarakat buru-buru dan tak ingin menunggu antrian sambungnya, disarankan untuk mengisi Pertamax. Harganya lebih murah Rp 13 ribu dibandingkan harus beli di pengecer.
“Jadi masyarakat jangan panik. Sekarang tahap pengantaran. Karena jatah kita di Luwu Timur tahun 2025 untuk pertalite itu sebanyak 43.700 KL lebih. Lebih banyak dibandingkan tahun lalu, hanya 39.599 KL,” ungkapnya.
Sementara kuota BBM bersubsidi jenis solar sambungnya, juga bertambah. Tahun 2025 sebanyak 28.333 KL. Sementara tahun 2024 hanya 28.875 KL. “Ini hanya persoalan transportasi. Makanya lambat datang. Banyak ji kuota,” ungkapnya.
Terkait berapa sisa kuota Lutim, Senfry mengaku belum mengantongi datanya. Tunggu memasuki triwulan ke empat, Oktober untuk mengecek sisa berapa kuota yang tersisa.
“Kami belum dapat pihak penjualan. Berapa yang sudah terpakai. Nanti kami cek bulan 10 (Oktober),” imbuhnya. (*)