Kolomdata.id — Pemanfaatan hibah listrik PT Vale Indonesia tak maksimal. 3 MW tak terpakai. Mubassir.
PLN ULP Malili hanya membeli 7 MW dari 10,7 MW dari hibah listrik PT Vale. Harganya, Rp 600 per kWh (kilowat-jam). Sisanya, sekitar 10 MW dibeli dari Poso Energy dengan harga Rp 1.100 per kWh. Lebih mahal.
Kebutuhan daya listrik berdasarkan data yang dihimpun Kolomdata.id pada tahun 2017 sekitar 17 MW lebih. Saat ini, mungkin lebih besar. Angka pastinya belum dibeberkan PLN.
Kepala PLN ULP Malili, Wawan Kurniawan yang dikonfirmasi melalui panggilan telepon tak menjawab. Padahal terhubung. Pesan WhatsApp juga tak dibalas. Laporannya terkirim, Senin, (30/06/25).
Belum ada jawaban, kenapa PLN ULP Malili belanja listrik dari Poso Energy dengan harga lebih mahal. Padahal, masih ada 3 MW hibah listrik PT Vale dengan harga lebih murah. Apakah ada bisnis atau kesepakatan yang terselubung?
Informasi yang dihimpun kolomdata.id, masalah kapasitas jaringan dan trafo yang tak sanggup. Makanya, pemanfaatan hibah listrik PT Vale tak maksimal. Pemanfaatan hibah listrik PT Vale hanya sampai di Desa Harapan (pancuran), Kecamatan Malili.
Jika demikian, kenapa PLN ULP Malili tak menyelesaikan masalah kapasitas jaringan dan trafo? Soal pelayanan teknik (yantek), PLN menggandeng pihak ketiga yakni PT Sentosa Jaya (UP3 Palopo).